Pemerintah terus berupaya meningkatkan Penanaman Modal Asing (PMA) di Tanah Air. Dari berbagai upaya tersebut, diketahui PMA Kuartal I-2024 sentuh Rp204,4 triliun (50,9%). Realisasi investasi asing di Indonesia tumbuh 15,5% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 (year on year/yoy), dan naik 10,9% jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa kenaikan PMA di Indonesia sebagai salah satu bukti kepercayaan masyarakat global terhadap Indonesia.
“PMA sebesar 50,9% atau setara Rp204,4 triliun alhamdulillah ini sebagai wujud kepercayaan global ke Indonesia di bawah kepemimpinan pak Presiden,” kata Menteri Bahlil Lahadalia saat konferensi pers, Senin, 29 April 2024.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Bahlil juga mengatakan bahwa adanya kondisi tersebut kolaborasi antar instansi Pemerintah terus dilakukan. Di sisi lain Pemerintah juga menemukan tantangan baru karena kondisi politik yang terjadi di dalam negeri ditambah ekonomi global.
“Kita dalam kondisi politik yang sudah kita lalui dan ekonomi global masih belum menuntut kita tahu perang Ukraina-Rusia belum berakhir perang antara Israel-Palestina dan kemarin sempat melebar ke Iran ini saya pikir tantangan baru bagi kita,” jelasnya lagi.
Investasi Asing di 2024
Dilansir dari indonesia.go.id, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet mengatakan bahwa ia optimis terhadap kinerja investasi pada kuartal II-2024. Menurutnya di kuartal tersebut tren positif terhadap kinerja investasi akan berlanjut meski investor saat ini cenderung wait and see.
Selain itu Yusuf juga mengatakan bahwa sektor yang sumbang investasi terbesar di Indonesia pada kuartal I-2024 misalnya industri logam dasar, pertambangan, transportasi, dan kawasan industri. Sektor tersebut akan jadi pendorong pokok investasi Tanah Air.
“Realisasi investasi nanti akan ditopang oleh sektor yang sama yang melanjutkan aktivitas investasi yang sudah dimulai sebelumnya. Jadi menurut saya investor yang masuk itu adalah investor eksisting yang sebelumnya sudah pernah melakukan investasi di Indonesia,” jelasnya lagi.
Target Investasi Indonesia
Tak sampai situ saja, Yusuf juga mengatakan bahwa target investasi Pemerintah Indonesia yang ditetapkan sebesar Rp1.650 triliun kemungkinan berhasil dicapai jika melihat tren investasi di periode sebelumnya.
Akan tetapi pemerintah butuh dobrakan dan mendorong realisasi investasi di sektor lain yang punya potensi besar untuk meningkatkan perekonomian dalam negeri secara luas.
Menurutnya prioritas investasi di sektor industri tak harus terpaku di industri logam dasar namun perlu juga diarahkan ke sektor lain yang punya peluang mampu menghasilkan lapangan pekerjaan yang lebih lebar.
Nantinya tantangan investasi yang akan dihadapi oleh pemerintah adalah terkait bagaimana kelanjutan program hilirisasi oleh pemerintahan baru, di mana program tersebut sudah dimulai di era pemerintahan Jokowi.
Salah satu investasi strategis yang diproyeksikan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi Tanah Air adalah rencana investasi konsorsium LG Energy Solution yang mencakup pembangunan pabrik katoda di Grand Batang City.
Perlu diketahui, pabrik katoda akan memproduksi salah satu komponen paling penting dalam baterai yang digunakan termasuk pada kendaraan listrik atau alat elektronik lain. Ambisi Indonesia yang ingin jadi pemain kunci dalam industri baterai global menjadikan proyek Grand Batang City pabrik katoda jadi prioritas utama.
Meski investasi asing di Indonesia terus naik, banyak pihak berharap agar di era pemerintahan selanjutnya upaya yang sudah dilakukan saat ini terus berlanjut.