Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di kawasan hutan Kalimantan Timur menuai banyak sorotan. Salah satu yang banyak disayangkan adalah pembangunan tersebut berpotensi besar merusak hutan di Kalimantan. Hal itu diperkuat dengan tampilan visual yang diambil oleh Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) tentang perubahan drastis terhadap hutan di sekitar IKN.
Perubahan Hutan di Sekitar IKN
Seperti dijelaskan sebelumnya, pembangunan IKN di Kalimantan Timur yang mengorbankan hutan memang banyak disayangkan oleh masyarakat. Tidak hanya mengganggu ekosistem namun pembangunan dalam skala besar tersebut berpotensi menimbulkan benca lain seperti banjir, tanah longsor, dan sebagainya.
Meski menuai banyak kritik pembangunan IKN di kawasan hutan tetap berlanjut. Berbagai upaya dilakukan dalam pengolahan hutan mulai dari penebangan, pengurukan, hingga pengerukan. Kondisi itu secara pelan namun pasti memicu perubahan drastis pada citra hutan Kalimantan melalui satelit. Gambar ini yang kemudian dibagikan oleh Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Citra satelit yang diambil oleh NASA terhadap kondisi hutan di IKN dibagikan melalui website resminya. Dalam foto, NASA menampilkan kondisi hutan di Kalimantan Timur pada 26 April 2022. Diketahui pada tanggal tersebut pembangunan IKN belum dimulai. Berdasarkan foto yang dibagikan, nampak hamparan dataran berwarna hijau yang merupakan hutan Kaltim.
NASA juga membagikan foto lain yang dalam keterangannya foto tersebut diambil pada 19 Februari 2024 saat proyek IKN sudah berlangsung. Dalam foto nampak dataran yang di tahun 2022 nampak hijau berubah menjadi cokelat tanah. Dataran tersebut merupakan pembangunan infrastruktur jalan yang menembus hutan Kalimantan.
OIKN Sanggah Kerusakan Hutan IKN
Di luar dari tampilan citra satelit yang dibagikan oleh NASA terhadap hutan di Kalimantan Timur yang kemudian dikaitkan dengan kerusakan hutan di Kaltim, pihak Otorita IKN sempat mengatakan bahwa pembangunan IKN tak merusak hutan. Alasannya karena pembangunan dilakukan di hutan monokultur.
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam IKN Myrna Asnawati Safitri dalam acara Nusantara Fair 2024 di Jakarta, Minggu, 28 Januari 2024. Menurutnya, hutan di lokasi dibangunnya IKN tetap akan ditebang untuk industri kertas.
“Lokasi sekarang yang digunakan untuk pembangunan IKN itu hutan monokultur. Meski tidak ada IKN, tetap akan ditebang tiap 6-7 tahun untuk industri kertas. Jadi, IKN tidak merusak alam,” kata Myrna Asnawati Safitri.
Myrna juga beralasan bahwa hutan Kalimantan terbentang dari barat sampai utara, sedangkan lokasi IKN tak masuk dalam wilayah tersebut. Hutan IKN hanya bagian dari ekosistem.
Di kesempatan yang sama, Myrna juga mempertanyakan pemahaman masyarakat terkait definisi hutan karena definisinya bisa berbeda-beda.
“Kalau orang Jakarta mungkin ada pohon sedikit sudah disebut hutan, tapi kalau orang Kalimantan tidak. Jadi, itu tergantung bagaimana kita mendefinisikan hutan,” jelasnya.
Myrna juga menyampaikan bahwa pembangunan IKN totalnya seluas 252 ribu hektare, namun yang digunakan untuk IKN seluas 40 ribu hektare, itupun dibagun di hutan monokultur.
“Lokasi pembangunan sekarang sebagian besar di hutan monokultur, jadi tidak merusak hutan. Kalau konversi, tergantung definisinya,” terangnya lagi.
Perlu diketahui, hutan monokultur adalah hutan yang difungsikan sebagai lahan pertanian dengan ditanami hanya satu jenis tanaman. Pemanfaatan tersebut diperuntukkan bagi berbagai kebutuhan seperti industri atau pertanian.
Meski sorotan kerusakan terhadap hutan di sekitar IKN banyak terjadi, Pemerintah mengklaim melakukan pembangunan IKN dengan mengedepankan aspek lingkungan.